Friday, August 12, 2011

Usap Tangismu Mbak

Bismillahirrahmanirrahim..

Melihat sebuah keluarga yang mampu mencukupi semua kebutuhan, kadang kala membuatku iri. Bukan karna aku tak pandai bersyukur, tapi hal ini membuat aku dan adikku semata wayang harus mau berbagi dalam berbagi hal. Termasuk urusan sekolah dan segala macam urusan.

“Siapa yang mencuri uang Bapak?” ibu menatap aku dan Mamat bergantian. Sedangkan bapak melihat kami dengan geram. Aku yang baru kelas 6 SD tersedut tertunduk ketakutan.

“Siapa?” kata bapak membentak kami.

“Mamat, pak!”

Aku terkejut  melihat adikku yang baru kelas 3 Sd itu sangat berani. Bukan, bukan Mamat yang mengambil uang Bapak. Suaraku tertahan, tak mampu terucap.

Maumu Apa Ya Ukhty ??

Kau bilang, aku tak sanggup jaga pandangan..
Kubilang, aku memang tak sanggup jaga pandangan
bila kamu membuka auratmu lebar-lebar.

Kau bilang, aku ganjen karna memandangmu..
Kubilang, kau katakan aku tak mampu jaga pandangan.
Eehh..giliran aku jaga pandangan, kau buka auratmu lebih lebar.
Maumu apa yaa ukhti?

Kau bilang aku sok alim..
Kubilang, aku tak mau pacaran  karna bisa merusak harga dirimu..
Kau bilang aku tak tahu diri..
Kubilang, kau katakan aku sok alim karna nggak mau pacaran.
Eeehh..giliran aku mau pacaran denganmu kau bilang aku tak tahu diri.
Maumu apaa yaa ukhti?

Peluk Aku Ukhty

Seorang remaja, sebut saja Nia, tertegun, kikuk, dan serba salah. Dia merasa seperti orang asing di tengah-tengah sekumpulan wanita lain seperti dirinya.

Sebagai seorang muslimah yang sedang mulai melek syariat, dia memang sedang haus-hausnya akan ilmu agama yang lurus. Meski harus berjibaku dengan rasa sungkan untuk hadir di majelis taklim itu, ia paksakan diri juga. Dengan sedikit ragu, ia masuk ke ruangan khusus akhwat, di masjid sebuah ma’had di kotanya.

Setelah dapat duduk dan berbasa basi sebentar dengan kiri kanan, ia mulai konsentrasi menyimak materi. Di tengah kajian, ada semacam kegelisahan berkecamuk dalam jiwanya. Kesejukan hati dari siraman rohani menjadi sedikit terganggu dengan keresahan yang merasuk pelan, menohok perasaan. Keresahan yang bisa disebut sebagai kejanggalan, kenapa di tengah suasana seramai itu, ia justru merasa sendiri ?

Menghindari Dosa di Dunia Maya

Internet atau sering juga disebut dunia maya merupakan suatu media yang mempunyai jaringan begitu luas dan tidak terbatas oleh kepentingan satu golongan, siapapun bisa berpartisipasi didalamnya, ia seperti jaringan sarang laba-laba yang kelihatannya begitu lembut akan tetapi mempunyai power yang kuat, Ia seperti pisau yang bermata dua, tergantung siapa yang mengendalikannya. Melihat begitu tipisnya jarak antara manfaat dan mudharat yang ada didunia maya berikut kami berikan beberapa tips yang insya Allah sangat berguna bagi kita :

Agar Hati Yang Keras Menjadi Lembut

Diriwayatkan dari Uqbah bin Amir radhiyallahu’anhu, dia berkata, “Wahai Rasulullah, apakah keselamatan itu? Apakah keselamatan itu?”. Maka Nabi menjawab, “Tahanlah lisanmu, hendaknya rumah terasa luas untukmu, dan tangisilah kesalahan-kesalahanmu.” (HR. Tirmidzi [2406], dia mengatakan; hadits hasan. Hadits ini disahihkan al-Albani dalam Shahih at-Targhib [2741]).

Abu Sulaiman ad-Darani rahimahullah mengatakan [al-Bidayah wa an-Nihayah, 10/256], “Segala sesuatu memiliki ciri, sedangkan ciri orang yang dibiarkan binasa adalah tidak bisa menangis karena takut kepada Allah.”

Kerinduan Wanita Terhadap Surga

Berjuta kegalauan mendera di lubuk hati perempuan itu. Tertatih ia melangkah. Jauhnya jarak, panasnya perjalanan, tidak ia pedulikan. Harapannya hanya satu. Ia ingin pulih. Kepulihan yang membuatnya ringan dalam beribadah. Kesembuhan yang dapat mengakhiri risaunya selama ini.

Untuk itu, satu pintu yang ia tuju. Pintu rumah lelaki paling mulia. Pintu RasuluLlah shallaLlahu alayhi wa sallam.

"Ya RasuluLlah," ujarnya. "Aku mengidap penyakit yang telah lama tak kunjung sembuh. Jika penyakitku itu menerpa, hilanglah kesadaranku. Aku bergerak-gerak tanpa dapat kukendalikan. Dalam ketidaksadaranku, seringkali tersingkap auratku."

Siapa Bilang Ukhty Tidak Cantik ??

Bagi sebagian wanita,
Beberapa orang mungkin mempunyai persepsi beda-beda tentang cantik.
Bahkan ada yang bilang kalau cantik itu relatif. Itu benar.
Tapi saya tambahkan sebait puisi beriku sebagai Motivasi:

Menjadi wanita itu kehendak Tuhan
Menjadi Cantik itu relatif
Menjadi muslimah itu anugrah
Tetapi menjadi muslimah yg sholehah itu PILIHAN !

Bangun Cinta, Bukan Jatuh Cinta

Kata cinta ternyata mengalami dualisme tergantung kepada nuansa hati ketika kata cinta itu terucap. Mari kita simak beberapa kalimat yang berkaitan dengan kata cinta di bawah ini. (Ruang lingkup bahasan cintanya dibatasi antar manusia -sepasang kekasih-red.-, bukan bahasan cinta yang hakiki pada Sang Khaliq).

Ketika orang sedang jatuh cinta, maka kalimat yang bertebaran biasanya seperti ini :

“Cinta itu sejuta rasanya”, “Cinta membuat hidup lebih berwarna”, “Cintalah yang membuatku tetap bertahan”, “Ketika cinta sudah melekat, gula jawa rasa coklat”, dan sejuta kata lainnya yang bisa dirangkai dan diucapkan berkaitan dengan indahnya cinta.

Lelaki Penembus Hujan

Aku tak mungkin menyalahkan Alloh. Karena dengan izinNya langit menjadi kelabu. Dengan kuasaNya pula Ia hentakkan gundala di setiap penjuru langit. Lalu, satu persatu jutaan cintaNya jatuh menghujam bumi. Di bawah sebatang akasia aku terperangkap, sebab hujan tak kunjung reda. Tubuhku menggigil akibat mendekap erat sebuah janji. Segenggam kata yang telah kita ikrarkan kala senja tempo hari.

Sebenarnya ingin kutembus saja rinai-rinai hujan ini. Tapi, aku sudah tak kuasa. kakiku seperti tertanam, berat untuk melangkah. Tubuhku serasa beku, karena terus dipeluk hujan sepanjang perjalanan tadi. Benar-benar tak sanggup lagi kukayuh sepeda ini. Kupandangi kembali langit, berharap Alloh lembutkan sejenak bait-bait cintaNya.

Wasiat Seorang Ayah Kepada Putranya

Al-Imam Ja'far Ash-Shadiq rahimahullah berwasiat kepada putranya, Musa. Beliau rahimahullah berkata:

Wahai anakku….
Barangsiapa merasa cukup dengan apa yang menjadi bagiannya maka dia akan menjadi kaya  dan barangsiapa memanjangkan pandangannya kepada apa yang ada di tangan orang lain niscaya dia akan mati dalam keadaan miskin.

Barangsiapa yang tidak ridha dengan apa yang diberikan untuknya berarti telah mencacati Allah Subhanahu wa Ta'ala dalam ketetapan takdir-Nya.

Wednesday, August 10, 2011

Jangan Takut Mati, Jangan Minta Mati

Hidup bagaikan garis lurus
tak pernah kembali ke masa yang lalu
Hidup bukan bulatan bola
yang tiada ujung dan tiada pangkal

Hidup ini merangkak terus
semakin mendekat ke titik terakhir
Setiap langkah hilanglah jatah
menikmati hidup, nikmat di dunia

Pesan Nabi tentang mati
Jangan takut mati karena pasti terjadi
Setiap insan pasti mati
Hanya soal waktu

Pesan Nabi tentang mati
Janganlah minta mati datang kepadamu
Dan janganlah kau berbuat
menyebebabkan mati

Filosofi Uang Kertas

Seorang pembicara terkenal memulai seminarnya dengan mengangkat selembar uang 100 ribu rupiah, dan di dalam ruangan itu ada 200 orang. Pembicara bertanya, “siapa yang mau uang 100 ribu rupiah ini?” Para peserta serempak mengacungkan tangan.

Pembicara berkata, “saya akan memberikan uang 100 ribu rupiah ini kepada salah seorang di antara kalian. Tapi izinkanlah saya terlebih dahulu untuk melakukan ini.” Dia mulai meremas-remas uang100 ribu rupiah itu. Dia bertanya, “Siapa yg masih menginginkan uang ini?”. Semua peserta mengacungkan tangan.

Mengobat Cinta Yang Surut

Ada seseorang yang datang kepada ahli psikiater. Ia mengeluhkan dirinya yang tak lagi mencintai istrinya seperti dulu. Cinta keduanya bermasalah dan mulai layu hingga sampai pada taraf yang menghawatirkan bahkan hampir mati.

Dengan tenang dokter itu berkata, “Baiklah, obatmu sangat ringan.” Spontan saja lelaki itu menukasnya dengan penuh semangat, “Apa itu Dok,?.” Sang dokter pun menjawab, “Cintailah istrimu?.”

Lelaki itu memandangi dokter seraya berseloroh dengan kerasnya, “Aku ini mendatangi Anda mengeluhkan hilangnya cinta di antara aku dan istriku, tapi Anda malah menyuruhku untuk mencintainya, lantas untuk apa aku datang kepadamu?!”

Terima Kasih

Pada malam itu, Sue bertengkar dengan ibunya. Karena sangat marah, Sue segera pergi meninggalkan rumah tanpa membawa apa pun.

Saat berjalan di suatu jalan, ia baru menyadari bahwa ia sama sekali tidak membawa uang.

Saat menyusuri sebuah jalan, ia melewati sebuah Rumah Makan, dan ia mencium harumnya aroma masakan. Ia ingin sekali memesan sepiring nasi, tetapi ia tidak mempunyai uang.

Pemilik Rumah Makan melihat Sue berdiri cukup lama di depan etalasenya, lalu bertanya, “Nona, apakah kau ingin sepiring nasi?” “Tetapi, aku tidak membawa uang,” jawab Sue dengan malu-malu.

Umar Sayang Bunda

“Bunda, kenapa Allah gak kasih kita hidup enak yah?” tanya seorang anak pada ibunya.

“Mungkin karena Allah amat sayang sama kita,” jawab bundanya dengan santun.

“Begitu ya, bunda?” Anaknya berujar.

“Iya, nak. Allah amat sayang sama kita, Allah gak mau kita terlena sama nikmat dunia,” sambil meneteskan air mata Bundanya berujar pelan.

Sore pun menjelang, bersiaplah Umar kecil untuk pergi ke masjid dekat rumahnya. Mengenakan peci kesayangannya dan kain sarung yang agak kumal. Langkahnya berpacu dengan suara iqamah petang itu.Dari sudut jendela, bundanya tertegun melihat anaknya amat riang mendengar panggilan Allah itu.

Boleh Marah, Asal Kreatif

Setiap manusia pasti memiliki sifat marah yang terpendam dalam dirinya. Sifat ini akan muncul secara otomatis ketika ada suatu hal yang memantik amarahnya. Yang menjadi perbedaan adalah sepintar apa ia mengendalikan amarah tersebut hingga tidak menimbulkan sesuatu yang berlebihan namun rasa amarahnya dapat tersalurkan secara baik dan positif.

Apa ada marah yang kreatif?? Ada, jika engkau mau kreatif pastinya. Kreatif saat sedang dilanda amarah??? Bisakah?? Pasti bisa. Sebenarnya sense of creatif adalah tergantung tingkat kreatifitas pribadi masing-masing. Jadi, semakin orang kreatif, semakin baik pula ia akan menghadirkan amarah yang kreatif. Yaitu marah yang tidak memperuncing masalah, sebaliknya seseorang akan bersikap lebih baik dan menghargaimu. Artinya, bukan amarah yang dilandasi hawa nafsu tapi ada itikad baik untuk merubah suatu kesalahan yang ada.

Sebelum Mengeluh, Pikirkanlah...!

Hari ini sebelum kamu mengatakan
kata-kata yang tidak baik,
Pikirkan tentang seseorang
yang tidak dapat berbicara sama sekali.

•••
Sebelum kamu mengeluh
tentang rasa dari makananmu,
Pikirkan tentang seseorang
yang tidak punya apapun untuk dimakan.

•••
Sebelum kamu mengeluh tidak punya apa-apa,
Pikirkan tentang seseorang
yang meminta-minta dijalanan.

Dusta Yang Mana Lagi

Pernahkah anda membaca surat Ar-Rahman? Surat ar-Rahman adalah surat ke 55 dalam urutan mushaf utsmany dan tergolong dalam surat Madaniyah serta berisikan 78 ayat.

Satu hal yang menarik dari kandungan surat ar-Rahman adalah adanya pengulangan satu ayat yang berbunyi "fabiayyi ala i rabbikuma tukadziban" (Maka ni’mat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan?). Kalimat ini diulang berkali-kali dalam surat ini. Apa gerangan makna kalimat tersebut?

Surat ar-Rahman adalah surat yang memuat retorika yang amat tinggi dari Allah. Setelah Allah menguraikan beberapa ni’mat yang dianugerahkan kepada kita, Allah bertanya: "Maka ni’mat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan?".

Allah Tak Pernah Istirahat

Malam telah larut saat saya meninggalkan kantor. Telah lewat pukul 11 malam. Pekerjaan yang menumpuk, membuat saya harus pulang selarut ini. Ah, hari yang menjemukan saat itu. Terlebih, setelah beberapa saat berjalan, warna langit tampak memerah. Rintik hujan mulai turun. Lengkap sudah, badan yang lelah ditambah dengan "acara" kehujanan.Setengah berlari saya mencari tempat berlindung.

Untunglah, penjual nasi goreng yang mangkal di pojok jalan, mempunyai tenda sederhana. Lumayan, pikir saya. Segera saya berteduh,menjumpai bapak penjual yang sendirian, ditemani rokok dan lampu petromak yang masih menyala. Dia menyilahkan saya duduk. "Disini saja dik, daripada kehujanan…," begitu katanya saat saya meminta ijin berteduh. Benar saja, hujan mulai deras, dan kami makin terlihat dalam kesunyian yang pekat. Karena merasa tak nyaman atas kebaikan bapak penjual dan tendanya, saya berkata, "tolong bikin mie goreng pak, di makan disini saja.

Makna Sebuah Kehilangan

Pada suatu hari di suatu tempat seorang bapak tua hendak menumpang sebuah bus. Ketika bus berhenti dan saat ia menginjakkan kakinya ke tangga, salah satu sepatunya terlepas dan jatuh ke jalan. Lalu pintu tertutup dan bus mulai bergerak, sehingga ia tidak bisa memungut sepatu yang terlepas tadi. Si bapak tua itu dengan tenang melepas sepatunya yang sebelah dan melemparkannya keluar jendela.

Seorang pemuda yang duduk dalam bus melihat kejadian itu, dan bertanya kepada si bapak tua, "Aku memperhatikan apa yang Anda lakukan Pak. Mengapa Anda melemparkan sepatu Anda yang sebelah juga?" Si bapak tua menjawab, "Supaya siapapun yang menemukan sepatuku bisa memanfaatkannya. "

Tuesday, August 2, 2011

Air Mata Adalah Permata

Tes...tes...tes...!! tak terasa embun itu mengkristal di matamu, membendung dan tumpah tak tertahan. Hikzzz...!!


Sedih adalah fitrah yang diberikan oleh Allah SWT. Setiap orang pasti akan merasakan sedih. Setiap orang pastilah pernah menangis. Tidak peduli apakah dia pria atau wanita, kuat atau lemah, semua orang yang memiliki hati pastilah tidak mampu menahan tangis jika ditimpa kesedihan yang mendalam.

 MENANGIS ITU BERMANFAAT LHO
Sebenarnya menangis bukanlah hal yang memalukan. Kita tidak perlu malu untuk menangis, karena manusia memang adalah mahluk yang lemah. Justru dengan menangis malah menunjukkan bahwa kita masih memiliki hati yang peka, hati yang bisa merasakan nikmat dan karunia yang diberikan oleh Allah.

Bahkan menangis bisa meringankan beban yang selama ini tersimpan di dalama dada. Dengan menangis, semua kesedihan, semua kekesalan, dan semua beban yang menumpuk seakan-akan terangkat ke atas. Menangislah jika kita perlu.

Jangan Bersedih Saudaraku

Dalam kehidupan, pasti akan ada yang berubah maupun yang bertambah. Entah tambahan itu apakah suatu hal yang menyenangkan ataukah hal yang menyedihkan. Banyak hal yang terjadi menjadi sebuah penyesalan bahkan awal dari alasan sebuah kesedihan yang tiada akhir.

Namun ketika kita tidak berusaha mencari alasan-alasan yang baik dari sebuah penderitaan yang kita alami, seakan-akan kesedihan yang kita alami menjadikan kita sebagai orang yang terburuk keadaannya. Sudahkah kita belajar untuk melihat ke bawah? Ya benar. Melihat ke bawah.

Ternyata ada saja yang masih harus kita syukuri dari banyaknya kesedihan yang kita alami. Terkadang sulit untuk kita mencari jawaban mengapa suatu musibah justru terjadi pada diri kita sendiri. Kenapa bukan orang lain? Kenapa bukan orang yang bergembira itu? Kenapa bukan orang yang selalu bahagia itu?

Tapi tidakkah kita sadari bahwa kita hanya melihat dari sudut pandang mata kita. Bagaimana dengan Allah yang Maha Melihat dan Maha Bijaksana.