Wednesday, August 10, 2011

Filosofi Uang Kertas

Seorang pembicara terkenal memulai seminarnya dengan mengangkat selembar uang 100 ribu rupiah, dan di dalam ruangan itu ada 200 orang. Pembicara bertanya, “siapa yang mau uang 100 ribu rupiah ini?” Para peserta serempak mengacungkan tangan.

Pembicara berkata, “saya akan memberikan uang 100 ribu rupiah ini kepada salah seorang di antara kalian. Tapi izinkanlah saya terlebih dahulu untuk melakukan ini.” Dia mulai meremas-remas uang100 ribu rupiah itu. Dia bertanya, “Siapa yg masih menginginkan uang ini?”. Semua peserta mengacungkan tangan.
“Nah, bagaimana kalau saya melakukan ini?” Ia menjatuhkan uang kertas itu ke lantai dan menginjaknya dengan sepatu. Lalu dia memungutnya, dan uang kertas itu kini nampak kusut dan kotor. Dia bertanya lagi, “siapa yg masih menginginkan uang ini?”. Dan semua tangan mengacung ke udara.


Sahabat fillah, kita semua mendapat pelajaran yang sangat berharga. Tidak peduli apa yang dilakukan pada uang, nyatanya uang itu masih diinginkan, krn betapapun lusuh dan kotor, nilainya tidak akan berkurang. Uang itu tetap bernilai 100 ribu.

Seringkali dalam hidup kita, kita jatuh, lusuh dan berbaring di tanah yang kotor akibat keputusan yang kita buat dan keadaan yang menimpa kita. Kita mungkin merasa seolah-seolah kita tidak berharga dan tidak berguna lagi. Tapi, apapun yang telah atau yang akan terjadi, kita tidak akan pernah kehilangan nilai diri kita. Kotor ataupun bersih, lusuh ataupun rapi, kita masih tak ternilai bagi mereka yang mencintai dan menyayangi kita.

0 comments:

Post a Comment